JNE 33 Tahun: Belajar dari Milestone JNE, Gasss Terus Semangat Kreativitasnya

Mengantar kebahagian, tagline ini menurutku memang benar-benar menggambarkan ekspedisi JNE. Berkali-kali aku dibuatnya bahagia. Setiap kali ada yang mengetuk pintu rasanya benar-benar bahagia. Tak hanya aku, anak-anakku turut ikut bersorak riang gembira. Paket siapa Ibu? Paketku bukan? Boleh aku unboxing? Pertanyaan anak-anak selalu sama setiap kali ada paket datang ke rumah kami. Tentu saja paket lebih sering berisi barang-barang yang anak-anakku minta. Dimulai dari jepit rambut, baju, mainan, dan yang paling membahagiakan adalah paket buku.

“Misi Paket..”

Suara Mas Kurir terdengar jelas dari balik jendela. Sontak anakku dan teman-temannya berlari menghampiri. Betapa bahagianya mereka unboxing bersama, paket buku dari donatur, paket buku dari giveaway, paket buku dari marketplace kebanyakan JNE yang mengantar.


          Anakku senang sekali membeli buku lewat aplikasi belanja online. Selain pilihannya banyak, kami juga selalu menantikan voucher gratis ongkir. Buku-buku di rumah kami hampir semuanya beli online. Toko buku terlalu jauh untuk didatangi, belanja online jadi solusi. Sejak tahun 2017 kami selalu mengumpulkan buku, satu bulan sekali kami membeli buku dengan budget dua ratus ribu. Hingga tak terasa, sekarang rumah kami menjadi perpustakaan mini, ratusan buku ada di rak buku kami. Banyak yang berkunjung untuk membaca dan meminjam buku.

    Anak-anak yang berkunjung ke perpustakaan selain membaca juga gemar bermain peran. Ada cerita lucu, anak-anak sering memparodikan kurir JNE. Ada yang menjadi kurir paket, ada yang menerima paket, juga ada yang membungkus paket. Penjual buku mengambil beberapa buku dari rak dan membungkusnya menggunakan plastik bubble wrap bekas. Kemudian paket itu diserahkan kepada anak yang berpura-pura menjadi kurir JNE. Selang beberapa waktu kurir jadi-jadian bak sedang perjalanan mengantar ke tujuan. Misi paket… Misi Paket.. Si penerima paket bersiap mengambil atasan mukena lalu berlari menghampiri paket. Semuanya tertawa.

Paket yang terakhir kali kami terima beberapa waktu yang lalu adalah paket berisi boneka tangan atau hand puppet. Hand puppet ini menjadi hadiah ulang tahun anakku. Dahulu kala hand puppet yang paling terkenal adalah Susan. Boneka Susan milik Kak Ira. Bentuk Susan masih versi lama, apalagi Susan eksis di tahun 1991. Seiring perkembangan zaman, kini boneka Susan digantikan dengan bentuk boneka modern hasil kreativitas para pembuat hand puppet. Hand puppet yang anakku beli terbuat dari kain lembut seperti boneka kain. Mulutnya dapat membuka dan menutup ketika digerakkan.

    Anakku meminta hadiah hand puppet untuk kejutan di hari ulang tahunnya. Dua hari sebelum ulang tahun, aku  baru memesan hand puppetnya. Tak disangka-sangka pada hari H bonekanya sudah tiba. Anakku riang gembira. Secepat itu, siapa lagi yang mengantar kalau bukan JNE? Boneka hand puppet digunakan sebagai peraga untuk mendongeng cerita. Beberapa kali kami mencoba mengikuti event mengulas buku dan mendongeng cerita secara online. Harapannya hand puppet yang kemudian kami beri nama Kepi ini, dapat menambah semangat kami untuk terus berkreasi dalam dunia literasi.



Buku-buku cerita di perpustakaan mini tidak hanya dibaca tapi juga digunakan untuk belajar dan berkarya. Memiliki rumah baca memang prinsipnya harus gasss terus semangat kreativitasnya. Semangat kami menjadi pegiat literasi amat membara. Buku adalah sahabat kami.

Melihat anak-anak bermain di perpus mini, membuatku flashback ke masa lalu. Aku jadi ingat saat aku masih duduk di bangku kelas 3 SD. Selalu saja drama setiap kali diminta guru untuk membawa beberapa barang yang susah untuk dicari. Betapa sulitnya kami mencari tali pramuka, topi pramuka, benang untuk kerajinan, sampai tanah liat untuk prakarya. Ibuku pusing dibuatnya, tak jarang akhirnya aku tidak membawa. Coba saja dulu ada JNE Express, akan aku minta kepada Ibu untuk berbelanja ke teman bapakku yang punya toko alat tulis di kota.

Coba saja dulu ada JNE Express, pasti bapakku dengan mudah mengantar oleh-oleh untuk saudara yang jauh. Bapak tidak perlu menitipkan ke bus yang berhenti di terminal dan meminta Pak Sopir untuk drop paket di terminal kota tujuan. Kadang-kadang paketnya juga nyasar. Belum lagi saudara harus menjemput paketnya. Ribet sekali waktu itu.

Betapa bahagianya di masa sekarang, tak perlu khawatir dan risau ketika harus mengirimkan barang. Aku juga sering menggunakan JNE untuk mengirim hadiah buku ke temanku. Bahkan JNE bisa mengantar dalam hitungan jam, tanpa JNE mungkin buku-buku yang dikirim tidak akan sampai lebih cepat. Tentu saja pertanyaan kapan paketnya sampai akan berkali-kali dilontarkan. Rata-rata paket yang diantar JNE lebih cepat dari ekspedisi lainnya. Setiap berbelanja online anakku selalu memastikan ekspedisi apa yang akan mengantar.

Tak ada sedikit keraguan saat aku harus menitipkan kebahagiaan untuk diantar JNE. Marakknya penipuan yang mengatasnamakan ekspedisi tidak membuatku menurunkan kepercayaan terhadap JNE. JNE tidak pernah meminta biaya tambahan selain ongkir saat pengiriman paket. Sering kali kami melakukan transaksi COD, benar saja Mas Kurir selalu jujur tentang nominalnya, memberikan kembalian yang tepat pula jumlahnya. Kejujuran dan semangatnya bekerja patut diacungi jempol.

JNE juga selalu mengantar paket kami dengan sempurna. Sejauh ini belum pernah kami menemui paket rusak karena kurir. Pelayanan JNE juga memuaskan. Berdiri sejak tahun 1990 JNE selalu semangat mengembangkan inovasi. Aku kagum membaca rentetan sejarah dan milestone yang ditulis di web resminya. Bahkan visi misi JNE membuatku takjub. Dari JNE aku belajar, untuk terus semangat berkreasi dan berinovasi. Aku ingin mengukir sejarah dalam dunia literasi, lewat perpustakaan mini. Aku berdoa semoga perpustakaan mini di rumahku selalu dapat memberikan manfaat dan dampak yang besar bagi banyak orang. Aku ingin seperti JNE yang mampu mencapai tujuan dari apa yang mereka mulai.

    Jika saat ini aku baru bisa berkreasi lewat kegiatan literasi tak apa, aku bertekad akan terus mengegas semangatku. Perpustakaan mini di rumahku siap menjadi tempat untuk mengembangkan kreativitas. Membaca, menulis, mendongeng dan berkarya. Gass terus semangatnya, mulai dari diriku sendiri, anak-anakku, teman dari anakku, orang-orang di sekitar rumah, hingga teman-teman media sosial. Aku tak akan lelah untuk semangat bertumbuh dan bermanfaat.



#JNE
#JNEContentCompetition2024
#GasssTerusSemangatKreativitasnya  


 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batik Indonesia

ALONE