JNE 33 Tahun: Belajar dari Milestone JNE, Gasss Terus Semangat Kreativitasnya
Mengantar kebahagian, tagline
ini menurutku memang benar-benar menggambarkan ekspedisi JNE. Berkali-kali aku
dibuatnya bahagia. Setiap kali ada yang mengetuk pintu rasanya benar-benar
bahagia. Tak hanya aku, anak-anakku turut ikut bersorak riang gembira. Paket
siapa Ibu? Paketku bukan? Boleh aku unboxing? Pertanyaan anak-anak
selalu sama setiap kali ada paket datang ke rumah kami. Tentu saja paket lebih
sering berisi barang-barang yang anak-anakku minta. Dimulai dari jepit rambut,
baju, mainan, dan yang paling membahagiakan adalah paket buku.
“Misi Paket..”
Suara Mas Kurir terdengar jelas dari
balik jendela. Sontak anakku dan teman-temannya berlari menghampiri. Betapa
bahagianya mereka unboxing bersama, paket buku dari donatur, paket buku
dari giveaway, paket buku dari marketplace kebanyakan JNE yang
mengantar.
Paket yang terakhir kali kami terima beberapa waktu yang lalu adalah paket berisi boneka tangan atau hand puppet. Hand puppet ini menjadi hadiah ulang tahun anakku. Dahulu kala hand puppet yang paling terkenal adalah Susan. Boneka Susan milik Kak Ira. Bentuk Susan masih versi lama, apalagi Susan eksis di tahun 1991. Seiring perkembangan zaman, kini boneka Susan digantikan dengan bentuk boneka modern hasil kreativitas para pembuat hand puppet. Hand puppet yang anakku beli terbuat dari kain lembut seperti boneka kain. Mulutnya dapat membuka dan menutup ketika digerakkan.
Buku-buku cerita di perpustakaan mini tidak
hanya dibaca tapi juga digunakan untuk belajar dan berkarya. Memiliki rumah baca memang prinsipnya harus gasss terus semangat kreativitasnya. Semangat kami menjadi pegiat
literasi amat membara. Buku adalah sahabat kami.
Melihat anak-anak bermain di perpus
mini, membuatku flashback ke masa lalu. Aku jadi ingat saat aku masih
duduk di bangku kelas 3 SD. Selalu saja drama setiap kali diminta guru untuk
membawa beberapa barang yang susah untuk dicari. Betapa sulitnya kami mencari
tali pramuka, topi pramuka, benang untuk kerajinan, sampai tanah liat untuk
prakarya. Ibuku pusing dibuatnya, tak jarang akhirnya aku tidak membawa. Coba
saja dulu ada JNE Express, akan aku minta kepada Ibu untuk berbelanja ke teman
bapakku yang punya toko alat tulis di kota.
Coba saja dulu ada JNE Express, pasti
bapakku dengan mudah mengantar oleh-oleh untuk saudara yang jauh. Bapak tidak
perlu menitipkan ke bus yang berhenti di terminal dan meminta Pak Sopir untuk drop
paket di terminal kota tujuan. Kadang-kadang paketnya juga nyasar. Belum
lagi saudara harus menjemput paketnya. Ribet sekali waktu itu.
Betapa bahagianya di masa sekarang, tak
perlu khawatir dan risau ketika harus mengirimkan barang. Aku juga sering
menggunakan JNE untuk mengirim hadiah buku ke temanku. Bahkan JNE bisa
mengantar dalam hitungan jam, tanpa JNE mungkin buku-buku yang dikirim tidak
akan sampai lebih cepat. Tentu saja pertanyaan kapan paketnya sampai akan
berkali-kali dilontarkan. Rata-rata paket yang diantar JNE lebih cepat dari
ekspedisi lainnya. Setiap berbelanja online anakku selalu memastikan ekspedisi apa
yang akan mengantar.
Tak ada sedikit keraguan saat aku harus
menitipkan kebahagiaan untuk diantar JNE. Marakknya penipuan yang
mengatasnamakan ekspedisi tidak membuatku menurunkan kepercayaan terhadap JNE.
JNE tidak pernah meminta biaya tambahan selain ongkir saat pengiriman paket. Sering
kali kami melakukan transaksi COD, benar saja Mas Kurir selalu jujur tentang
nominalnya, memberikan kembalian yang tepat pula jumlahnya. Kejujuran dan
semangatnya bekerja patut diacungi jempol.
JNE juga selalu mengantar paket kami dengan sempurna. Sejauh ini belum pernah kami menemui paket rusak karena kurir. Pelayanan JNE juga memuaskan. Berdiri sejak tahun 1990 JNE selalu semangat mengembangkan inovasi. Aku kagum membaca rentetan sejarah dan milestone yang ditulis di web resminya. Bahkan visi misi JNE membuatku takjub. Dari JNE aku belajar, untuk terus semangat berkreasi dan berinovasi. Aku ingin mengukir sejarah dalam dunia literasi, lewat perpustakaan mini. Aku berdoa semoga perpustakaan mini di rumahku selalu dapat memberikan manfaat dan dampak yang besar bagi banyak orang. Aku ingin seperti JNE yang mampu mencapai tujuan dari apa yang mereka mulai.
Jika saat ini aku baru bisa berkreasi lewat kegiatan literasi tak apa, aku bertekad akan terus mengegas semangatku. Perpustakaan mini di rumahku siap menjadi tempat untuk mengembangkan kreativitas. Membaca, menulis, mendongeng dan berkarya. Gass terus semangatnya, mulai dari diriku sendiri, anak-anakku, teman dari anakku, orang-orang di sekitar rumah, hingga teman-teman media sosial. Aku tak akan lelah untuk semangat bertumbuh dan bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar